MOBILITAS SOSIAL DALAM NOVEL PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM DAN THE RISE OF SILAS LAPHAM KARYA WILLIAM DEAN HOWELSS
Abstract
Penelitian dengan judul Mobilitas Sosial dalam novel Para Priyayi karya Umar Kayam dan The Rise of Silas Lapham karya William Dean Howells adalah penelitian sastra bandingan (comparative literature). Penelitian ini menganalisa kemiripan yang terjadi dalam dua novel tersebut. Khususnya fenomena mobilitas sosial yang terermin didalamnya. Teori yang menjadi landasan perbandingan ini adalah teori yang dikemukakan oleh Claudio Guillen tentang tiga model supranasionalitas yang dia tulis dalam buku yang berjudul The Challenge of Comparative Literature. Salah satu model tersebut menyarankan bahwa “bila dua karya sastra, yang mempunyai fenomena atau proses yang secara genetik independen atau berasal dari peradaban yang berbeda, kemudian dipertemukan dan dijadikan obyek pengkajian, maka pengkajian semacam itu bisa dibenarkan asalkan terdapat kondisi sosio histori yang serupa (Guillen, 1993: 69). Selain metode perbandingan, penelitian menggunakan pendekatan sosiologi sastra agar dapat menggali berbagai fenomena social yang terkandung dalam dua karya tersebut.
Pembahasan secara rinci meliputi jenis mobilitas social, sarana untuk memasuki perinkgat kelas social (mobilitas vertical) dan status, latar belakang keluarga, asimilasi social, aktifitas kemasyaratan (dinner party, permainan ceki kesukaan) dan pemilihan lingkungan pemukiman sebagai cermin keberadaan mobilitas horizontal..
Penelitian perbandingan terhadap dua karya diatas menghasilkan kesimpulan bahwa kehormatan bisa mengangkat harga diri seseorang temyata adalah nilai yang ada baik di Indonesia dan Amerika. Selama seseorang masih berada distrata yang lebih rendah, dia pasti punya keinginan untuk menaikan peringkat itu sesuai dengan peradaban dan budaya yang berkembang yang mewadahi masyarakat tersebut. Keinginan orang tidak pernah terpuaskan. Keinginan orang kalau sudah tercapai pada satu tataran, tentu saja dia tidak hanya puas berhenti ditataran itu saja dan pasti masih akan diupayakan untuk mencapai strata yang lebih tinggi daripada yang sebelumnya. Uang menjadi sarana utama yang dapat menaikan jenjang kelas sosial seseorang di masyarakat Amerika. Dalam novel Dean Howells digambarkan bahwa Silas Lapham adalah seorang pengusaha sukses yang kaya raya sehingga jenjang kelas socialnya naik dari kelas bawah menjadi kelas menengah atas. Selain pekerjaan dan penghasilan, pendidikan merupakan faktor penting yang menentukan kelas dan status seorang ditengah masyarakat yang penuh problema dan tantangan yang perlu dihadapi dengan kecerdasan. Dalam novel karya Umar Kayam, Sastrodarsono adalah tokoh yang sangat mengandalkan pendidikan sebagai sarana untuk memasuki dunia priyayi yang dianggap sebagai status terpandang dalam masyarakat Jawa di masa penjajahan Belanda. Sebagai sarana asimilasi sosial, Silas Lapham dan Sastrodarsono harus aktif bergabung dalam Dinner Party, The Top Ten Club (dalam novel Howells) dan kesukaan (permainan kartu Cina dalam novel Umar Kayam) yang memungkin kedua tokoh ini bergaul dengan orang orang yang berjenjang kelas sosial dan status yang sama. Dua tokoh diatas juga memiliki bapak bapak yang punya kemauan teguh agar anak mereka terus meningkatkan taraf kehidupan mereka sehingga orang sukses sehingga dapat peringkat kelas sosial dan mereka bisa lebih tinggi. Selain itu para istri juga kedua tokoh juga dikemukakan sebagai orang ikut menunjang keberhasilan para suami mereka. Persis istri Silas Lapham adalah sosok yang selalu mengingatkan suaminya agar tidak terjerumus menjadi orang yang rakus serakah dan merosot moralitasnya. Sedangkan Aisah, istri Sastrodarsono, adalah sosok yang sangat memahami tatacara, norma dan etika kehidupan sehingga dia mampu membentuk suaminya yang dari kalangan petani desa menjadi seorang priyayi yang sempurna.