KOMUNIKATOR POLITIK DALAM JERAT KEKUASAAN DAN HUKUM (Telaah Atas Praktek Korupsi Sebagai Kejahatan Kekuasaan Politik dan Hukum oleh Politikus Di Indonesia)
Abstract
Praktek korupsi yang dilakukan oknum elit partai politik dan kepala daerah merupakan fenomena yang marak terjadi dalam beberapa tahun terakhir pasca reformasi. Sebagai komunikator politik yang masuk kategori politikus, latar belakang yang mendasari praktik ini sebagian besar disebabkan oleh penyalagunaan kekuasaan dengan motif yang berbeda-beda. Merujuk pada fakta tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana
tinjauan teoritis atas praktek korupsi sebagai kejahatan kekuasaan dan hukum yang dilakukan oleh para komunikator politik baik elit partai politik maupun kepala daerah. Sebagai penelitian studi literatur, data yang digunakan merupakan jenis data sekunder yang berasal
dari berbagai sumber baik buku, jurnal, dokumentasi maupun iternet. Fokus penelitian dibatasi pada literatur yang memberikan informasi terkait korupsi komunikator politik kategori politikus elite partai politik dan kepala daerah dalam rentang 2011-2013. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejahatan penyalahgunaan kekuasaan politik dan hukum melalui praktik korupsi dalam periode 2011-2013 secara kuantitatif bisa dibilang sangat tinggi. Begitu pula dari aspek kualitas para pelakunya. Para komunikator politik yang terlibat
merupakan pejabat publik dengan kualifiksi cukup tinggi baik dari segi posisi jabatan maupun pendidikannya. Fenomena korupsi tidak saja berlangsung di pusat kekuasaan tapi sudah merambah ke daerah. Secara faktual, kasus yang menimpa Anas Urbaningrum, Andi
Mallarangeng, Luthfi Hasan Ishaaq, Angelina Sondakh, Nazaruddin maupun yang dialami Ratu Atut, Akil Mochtar dan kasus-kasus politik lain adalah produk dari ketegangan antara politik dan hukum. Di satu mereka adalah pejabat-pejabat politik yang berkontribusi bagi proses produksi maupun penegakan aturan-aturan hukum, akan tetapi disisi lain mereka adalah korban dari produk hukum yang mereka bangun dan mereka sokong.