USAHA ELISA MENINGKATKAN STATUS SOSIALNYA DALAM DRAMA PYGMALION KARYA G.B. SHAW
Abstract
Drama Pygmalion, karya G.B. Shaw, memaparkan kondisi masyarakat Inggris sebelum Perang Dunia I yang begitu lekat dengan pertentangan kelas sosial. Masyarakat pada saat itu masih meyakini bahwa mereka terlahir dengan status sosial tertentu dan akan menjalani hidupnya sesuai kelas sosial yang melekat pada mereka. Kenyataan ini menjadikan kisah perjuangan kelas sosial terendah (kelas bawah) tidak ada habis-habisnya.
Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada perjuangan tokoh Elisa sebagai kaum bawah dalam meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Permasalahan yang akan diteliti adalah (1) faktor apa yang mendorong Elisa meningkatkan status sosialnya di masyarakat? dan (2) faktor-faktor apa saja mendorong keberhasilan Elisa menemukan jati dirinya?. Untuk menganalisa karya ini, peneliti menggunakan pendekatan psikologi milik Adler yang menjelaskan aspek-aspek berikut : Fictional goal, social interests, inferiority feeling, striving for superiority, creative self, dan uniqueness.
Dari penelitian ini didapat hasil bahwa faktor utama yang mendorong Elisa meningkatkan status sosialnya adalah perlakuan masyarakat terhadap dirinya yang tidak baik sehingga hidupnya menderita. Sedangkan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan Elisa menemukan jati dirinya adalah keuletan dan ketekunannya dalam menjalani pendidikan dengan Profesor Higgins dan Pickering.