ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON
Kata Kunci:
Kinerja Keuangan, Anggaran Pendapatan, Anggaran BelanjaAbstrak
Era otonomi daerah sekarang ini, kewenangan yang lebih besar diberikan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Disamping itu otonomi daerah memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Proses penganggaran yang telah direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan tertib serta disiplin akan mencapai sasaran yang lebih optimal. Oleh sebab itu, untuk melihat seberapa baik dan benarnya suatu pengelolaan keuangan maka perlu dilakukan pengukuran Kinerja Keuangan.
Kinerja Keuangan adalah gambaran kondisi keuangan yang dukur dengan indikator dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.Sedangkan Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dikelola langsung dan kekayaan yang dipisahkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan APBD di Kota Ambon selama periode 2013-2015.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan sumber data yang digunakan adalah data primer berupa observasi dan data sekunder diperoleh dari dokumen berupa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kota Ambon periode 2013-2015. Metode analisis dengan menghitung teknik analisis pendapatan daerah dan belanja daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Ambon periode 2013 -2015 dikatakan baik dilihat dari varians pendapatan daerah dengan rata-rata 99,99% , pertumbuhan pendapatan daerah 13,30%. Derajat desentralisasi menunjukan 9,67%, tingkat ketergantungan yang masih tinggi dengan rata-rata 89,77%, rasio efektifitas pajak lebih dari 100% dan efisiensi pajak dibawah 10%. Kemudian varians belanja rata-rata 92,58%, pertumbuhan belanja 12,70%, keserasian belanja dialokasikan kepada belanja operasi dibandingkan biaya modal dengan rata-rata 14,96% dan efisiensi belanja lebih dari 100%.